Translate

Thursday, May 19, 2011

Demodex dan Scabies

Penyakit kulit umum pada anjing: Skin Dermatitis (Demodex dan Scabies)

Problem dan permasalahan yang seringkali dikeluhkan oleh pemilik hewan kesayangan yang berobat ke klinik adalah masalah kulit. Permasalahan ini sering disebut dengan skin dermatitis. Skin dermatitis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk berbagai macam penyakit peradangan pada kulit. Sifatnya bisa bersifat sementara ataupun kronis. Penyakit ini dapat mempengaruhi kesehatan secara umum, biasanya gejala yang tampak adalah bulu terlihat kusam, tidak berkilau, kering, dan lain-lain.

Skin dermatitis disebabkan oleh berbagai macam, bisa oleh karena adanya infeksi bakteri, jamur, atau infeksi parasit, alergi makanan, gigitan kutu, kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, gangguan sistem metabolik dan hormonal, serta berbagai macam penyebab lainnya. Infeksi yang disebabkan oleh parasit yang sering dijumpai di klinik, salah satunya adalah panyakit demodecosis dan scabies.

Demodecosis
Penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit, salah satunya adalah demodecosis yaitu Demodex sp. Jenis penyakit ini lebih sering ditemukan pada anjing, sedangkan pada kucing jarang sekali ditemui. Parasit ini hidupnya di folikel rambut. Secara umum gejala yang terlihat yaitu gatal, kulit menjadi botak dan biasanya berwarna kemerahan. Tetapi, kutu ini akan bertambah jumlahnya jika anjing dalam keadaan mengalami penurunan immunitas atau dalam keadaan stress. Demodecosis juga terjadi karena faktor genetik, dan sebaiknya anjing betina yang pernah mengalami penyakit ini disarankan tidak dikembangbiakkan dengan harapan bisa memutuskan rantai penularan penyakit demodex. Sebenarnya demodex tidak terlalu menular diantara anjing, namun demikian transfer kutu demodex dari induk ke anak-anaknya dapat terjadi setelah anakan berusia 3 hari. Demodecosis ada dua macam, yaitu demodecosis lokal dan umum.

Demodecosis Lokal, gejala klinis yang tampak ; pada kulit terdapat pitak-pitak, berkerak, kemerahan dilokasi tertentu, ada juga yang disertai rasa gatal, dan rasa sakit jika sudah terjadi sekunder. Dan biasanya bagian badan yang terserang demodex adalah bagian ekstremitas seperti kepala, moncong, ekor dan kaki depan, serta ada beberapa anjing yang terserang hanya daerah telapak kaki dan telinga saja.

Demodecosis Umum, terjadi awal mulanya dari demodecosis lokal lalu menyebar ke hampir seluruh tubuh hewan yaitu kepala, bagian abdomen, dan kaki. Dan biasanya disertai dengan infeksi sekunder oleh bakteri.

Diagnosa, dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium dengan cara melakukan kerokan atau scraping yang agak dalam di daerah infeksi sampai keluar darah, lalu diberi tetesan KOH 10 % untuk dilihat dibawah mikroskop. Hasilnya pada umumnya akan terlihat kutu demodex dan telur demodex.

Treatment, penanganan dan pengobatan yang dilakukan terhadap demodecosis tergantung macam penyebabnya, apakah demodecosis lokal atau umum. Dan juga pengobatan harus dilakukan dengan telaten karena demodecosis agak sulit disembuhkan. Ada juga jenis terapi pengobatan yang sederhana berupa pemberian ivermectin injeksi 1-2 minggu sekali dan mandi amitraz yang diulang 1-2 minggu sekali.

Demodecosis lokal;

  • Sebaiknya dimandikan dengan shampo yang mengandung benzoyl peroxide seminggu sekali.
  • Konsumsi vitamin E, biasanya kalau jenis demodex lokal bisa sembuh dengan sendirinya.
  • Evaluasi kerokan kulit 2 minggu setelah pengobatan. Dan, jika dalam 2 minggu kutu demodex masih ditemukan dalam evaluasi kerokan tersebut, bahkan terjadi penyebaran kepitakan, maka kasus demodex berlanjut menjadi umum.

Demodecosis umum;

  • Dimandikan dengan amitraz
  • Diberikan antibiotik oral jika terdapat infeksi sekunder.
  • Injeksi ivermectin
  • Dilakukan monitoring dalam 1 tahun untuk dievaluasi kemungkinan kambuh lagi.
  • Pertimbangan konsumsi makanan yang seimbang dan baik untuk kulit.
  • Diberikan antihistamin jika ada gejala gatal.
  • Pencegahan demodecosis bisa dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kandang dan menjauhkan anjing sehat dengan anjing yang terkena demodecosis.

Scabies
Merupakan jenis penyakit kulit yang sering sekali dialami oleh hewan kesayangan kita, yaitu anjing, kucing dan kelinci pada umumnya. Penyakit ini hampir secara terjadi pada anjing dan kucing yang sudah dewasa atau bahkan pada anakan kucing usia dibawah umur enam minggu. Jadi intinya scabies menyerang kucing semua umur, semua jenis kelamin jantan ataupun betina. Scabies dapat menular ke manusia, kira-kira persentasenya bisa mencapai 50 %. Penularannya bisa melalui hewan yang positif terkena scabies kontak langsung dengan manusia atau pemilik, atau antar kucing, bisa juga kontak dengan alat-alat yang sudah tercemar tungau, misalnya alat yang dipakai buat menyisir bulunya, kandang dan lingkungan, dan lain-lain. Scabies ini di sebabkan oleh Sarcoptes scabiei yang lebih sering menyerang anjing sedangkan pada kucing lebih sering disebabkan oleh Notoedres cati .
Gejala klinis, Sarcoptes scabiei menyukai bagian tubuh yang jarang rambutnya, misalnya bagian abdomen. Hewan terlihat tidak tenang karena rasa gatal dengan menggaruk atau bahkan menggosokkan bagian yang gatal pada benda keras. Rasa gatal ditimbulkan akibat adanya allergen yang merupakan hasil metabolisme Sarcoptes scabiei. Selain itu adanya aktifitas Sarcoptes scabiei misalnya berpindah tempat, rambut rontok dan patah-patah akibat sering menggaruk pada bagian yang gatal. Adanya lesi dengan tepi yang tidak merata disertai keropeng, kulit bersisik dan diikuti terjadinya reruntuhan jaringan kulit. Nafsu makan hewan pun menjadi turun, dan pada akhirnya diikuti penurunan berat badan sehingga hewan tampak lebih kurus.

Treatment, ada dua cara pengobatan yang dapat digunakan:

  • Injeksi, obat ektoparasit yang biasa digunakan adalah injeksi obat golongan avermectin, misalnya ivermectin, doramectin, atau selamectin. Diperlukan dua kali suntikan ivermectin dengan selang waktu 2 minggu, agar penyakit dapat sembuh total. Bisa juga di berikan vitamin ADE.
  • Dipping, yaitu dengan cara memandikan hewan untuk tujuan pengobatan. Obat yang sering digunakan adalah amitraz, dan diulang tiap minggu selama beberapa minggu sampai hewan sembuh.
  • Semua kucing yang kontak dengan kucing yang terinfeksi harus dilakukan penanganan yang sama meskipun kucing-kucing tersebut tidak memperlihatkan gejala klinis, karena kucing tersebut merupakan carrier dari Sarcoptes sp. Pemberian multivitamin ADE berfungsi untuk mempercepat proses penyembuhan dan regenerasi kulit.

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak dengan kucing liar atau kucing yang telah terkena penyakit ini. Kucing yang tinggal dirumah jarang sekali terkena. Cuci dengan desinfektan alat-alat grooming seperti sisir, sikat, dan dll setelah digunakan pada kucing yang terkena penyakit ini. Bila salah satu kucing menunjukkan gejala penyakit ini, segera isolasi dan cegah kontak dengan kucing lain yang masih sehat. Mandikan dengan shampoo khusus atau bawa ke dokter hewan untuk pengobatan.

No comments: